" Mungkin terlalu di meainstream kalangan kawula muda, mengidentikan malam minggu. bahkan pula ada yang sangat mendewakan karena sebuah lantaran yang tertentu "
bagi saya tak semahal apa yang saudara/i lakukan terhadap malam minggu. dengan sekedar mengahabiskan waktu malam di sepertengah menjelang pagi di genggaman buget smartphone. entah itu saya prioritaskan buat pacar saya ataupun sekedar chatting ngalor-ngidul dengan sahabat-sahabat saya.sebernarnya ini bukan pesoalan saya anti dengan malam minggu bahkan anti sosial yang trend keluar ala keluyuranya ABG. pikiran saya lebih kearah segi ekonomi yang sangat menguras pengeluaran, hehehe.
menurut falsafah jawa diantara yang lebih baik " wong enom " (bahasa jawa; orang muda / perjaka) adalah berdiam diri dirumah kala malam minggu. secara empiris penelitian ini, sangat belum relevan di modernitas dewasa ini. entah apa yang menyebabkan falsafah dari leluhur kita. maaf bagi orang yang jawa sangat memegang teguh prinsip akan hal tersebut. lagi-lagi ini lantas jadi pijakan ketentuan, haha. ada lagi yang lebih kiri langsung membuat sependapat itu : " mitos ". inilah corak yang di kembangkan oleh nalar pikiran manusia.
kemudian saya ajak saudara semua bukan di persoalan itu. tapi bagaimana mampu menyikapi yang berkembang falsafah tersebut yang dianggap kebenranya.sekarang yang menjadi kebenaran adalah bagimana kita mampu melangkah dengan keadaan. mungkin hanya sia-sia saja karena apa ? yang saya soroti bagaimana positifnya keluar di malam minggu ?. secara efesiensi waktu jika memang tak ada hal yang sangat peting sebagai kalangan muda biasa kelaur dengan pasanganya. namun itu juga bisa dikaji keluarnya sepenting apa ?. dari situlah mari kita bisa menghembat waktu kita biar tak sia-sia. kemudian lagi kita harus berfikir untuk akomondasi yang paling krusial pastilah namanya anak muda yang belum kerja sok gaya ngandalin orang tuanya , sam juga bo'ong berjuangnya bua si doi, hehe. pokoknya serba susah deh kalau memang tak siap. jadi pesan saya anteng jika bokek. lanjut ketika tajir (nodong ortu). jangan takut sama falsafah jawanya , itu provokasi agar orang tua memberikan porsi mawas diri buat kalangan muda. /Alf
Komentar
Posting Komentar