Langsung ke konten utama

FILSAFAT SEJARAH

FILSAFAT SEJARAH

Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Filsafat
Dosen Pengampu: Mas’udi, S.fiil.I.,M.A.
                                  







Disusun oleh:

AHMAD MAHMUD ALFRAIZY
NIM : 1340110025
                                                   
                   SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN DAKWAH & KOMUNIKASI / BKI (A)
TAHUN 2013/2014


A.     Latar Belakang
       Sejarah adalah sebuah rekontruksi masa lalu. Sejarah itu ibarat orang naik kereta menghadap ke belakang . Ia dapat melihat ke belakang, ke samping kanan dan kiri[1]. Dan dalam sejarah filsafat harus memunculkan persoalan pokok, kemana sejarah terjadi dan kemana tujuan sejarah. Maka mengenai filsafat sejarah harus spekulatif meneliti dasar-dasar yang paling fudamental. Dan harus berusaha suatu struktur dasar sejarah. Maka seorang filsuf sejarah harus bertindak sepekulatif bertindak daripada, seorang ahli sejarah dan harus menerangkan menggambarkan sejarah itu sendiri. Namun untuk kita sebagai pesaji filsafat harus melihat sebagaimana filsafat itu terlahir karena adanya sejarah yang melatar belakangi adanya filsafat. Maka sering dikatakan bahwa sangatlah penting usaha orang yang hendak mencari makna sejarah secara keseluruhan. Untuk belajar fisafat sejarah dapat dikatakan belum berakhir karena di sejarah masih ada hari depan,karena peristiwa-peristiwa masih berlangsung[2]. Perkembangan penyelidikan ilmiah mengenai perkembangan pemikiran filsafat sejarah dari keseluruhan adalah dianggap pengantar , bahkan satu-satunya rujukan untuk bermulanya belajar fisafat. Maka maksud dalam latar belakang ini, tidak lain hendak memperkenalkan beberapa pengertian dan pendapat filsafat sejarah dalam beberapa aspek pandangan. Dan menempatkan filsafat sejarah khususnya dalam mata pembelajarn yang tidak lain untuk awal untuk lebih dalam mekaji pemikiran-pemikiran filsafat di bidang sejarahya.

B.     Fokus Pembahasan
       Berangkat dari permasalah diatas, mencoba mengangkat beberapa rumusan masalah, sehingga tujuan dari pada penulisan tidak keluar dari pokok permasalahan dimana nantinya dapat dipahami oleh para pembaca. Adapun rumusan Masalahnya yaitu:

a.       Apa Pengertian Filsafat Sejarah ?
b.      Apa Saja Aliran-Aliran Filsafat Sejarah ?
c.       Bagaimana Sejarah Perkembangan Filsafat ?
d.      Bagaimana Manfaat Mempelajari Filsafat Sejarah  ?




C. Pembahasan
   A. Pengertian Filsafat Sejarah
Awal perkembangan filsafat, filsafat meliputi seluruh jenis ilmu pengetahuan. Pada masa ini pengetahuan belum terpecah-pecah dan  terspesialisasi[3]. Namun pada masa Renaissannce abad ke 17 dan sesudahnya, ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang luar biasa sehingga memisahkan diri dari filsafat. Setelah filsafat pecah menjadi berbagai disiplin ilmu, aktivitas filsafat tidak mati, tetap hidup dengan corak baru sebagai ilmu istimewa yang mencoba memecahkan masalah yang tidak terpecahkan oleh jangkauan ilmu. Filsafat kemdian memiliki cabang-cabangnya. Sementara itu, Jappers dalam bukunya yang berjudul Vom Ursprung un Ziel der Geschichte (1949) yaitu tentang asal dan tujuan sejarah, salah satu tugas bagi sejarah filsafat adalah mencari struktur sejarah sedunia sebagai sejarah keseluruhan.
Menurut Al Khudairi, filsafat sejarah adalah tinjauan terhadap peristiwa-peristiwa historis secara filosofis untuk mengetahui faktor-faktor essensial yang mengendalikan perjalanan peristiwa-peristiwa istoris itu, untuk kemudian mengikhtisarkan hukum-hukum umum yang tetap, yang mengarahkan perkembangan berbagai bangsa dan negara dalam berbagai masa dan generasi. Sementara itu, F. Laurent mengatakan bahwa sejarah tidak mungkin hanya merupakan seperangkat rangkaian peristiwa yang tanpa tujuan atau makna. Dimana sejarah tunduk sepenuhnya pada kehendak Tuhan seperti peristiwa alam.[4]
  W. H. Walsh dalam bukunya An Introduction to Phillosophy of History menyatakan hendaknya memperhatikan definisi sejarah dahulu sebelum mendefnisikan filsafatsejarah. Sejarah kadang diartikan sebagai peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan penuturan peristiwa masa lalu itu. pengertian tersebut berpengaruh terhadap bidang kajian filsafat sejarah.
1. Merupakan suatu studi dalam bentuk kajian sejarah tradisional, yaitu perjalalan sejarah                                                                                                                                                                        dan perkembangannya dalam pengertian yang aktual.
2. Suatu studi mengenai proses pemikiran filosofis tentang perjalanan dan perkembangan sejarah itu sendiri. Dalam hal ini filsafat sejarah dapat dimaknai sebagai studi mengenai jalannya peristiwa sejarah atau studi terhadap asumsi dan metode para sejarawan.
Filsafat sejarah adalah cabang dari filsafat yang mempelajari tentang prinsip-prinsip mendasar (hakekat) sejarah sejauh dapat ditangkap oleh akal dan dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah, artinya bersifat rasional-ilmiah[5]. Filsafat sejarah mempelajari prinsip-prinsip dasar keilmuan sejarah. Filsafat sejarah membicarakan “ada” sebagai sejarah. Pertanyaan yang dapat dikemukakan dalam filsafat sejarah adalah struktur mendasar atau esensi dasar apa yang menyebabkan sejarah (masa lampau) itu menjadi ada atau hal-hal mendasar apa yang menyebabkan sesuatu itu terjadi atau berubah. Filsafat sejarah membicarakan hakekat sejarah atau esensi dasar sejarah. Hingga kini masih terjadi perdebatan antara filsafat sejarah dan teori sejarah. Di Negeri Belanda orang lebih suka kepada istilah filsafat sejarah, sebaiknya di Jerman lebih menyukai istilah teori sejarah. Tetapi menurut F.R Ankersmit, penulis buku “Refleksi Tentang Sejarah”, mengatakan bahwa rupanya tak ada satu cabang ilmu yang dapat dinamakan teori sejarah atau sejarah teoritis. Sejarah dalam kerangka filosofis adalah sejarah dalam pengertian filsafat sejarah[6]. Filsafat sejarah mengandung dua spesialisasi.
Ø  Pertama, sejarah yang berusaha untuk memastikan suatu tujuan umum yang mengurus dan menguasai suatu kejadian dan seluruh jalannya sejarah.
Ø  kedua, sejarah yang bertujuan untuk menguji dan menghargai metode ilmu sejarah dan kepastian dari kesimpulan-kesimpulannya.

B .Aliran-Aliran dalam Filsafat Sejarah
David Bebbyngton (1979 :17-20) membagi filsafat sejarah ke dalam lima aliran yaitu :
    1.    Aliran Siklus, Yang berpandangan bahwa alur perkembangan sejarah itu tidak maju, tetapi selalu kembali seperti perputaran musim. Tokoh yang mewakili aliran ini adalah Nietzsche dan Tonybee.
    2.    Aliran pemikiran yang khusus berhubungan dengan tradisi Yahudi dan Kristiani, Aliran ini sangat dipengaruhi oleh pandangan agama. Sejarah tidak hanya dilihat sebagai siklus, akan tetapi juga sebagai gerak garis lurus. Tokoh yang bergabung dalam aliran ini adalah Agustinus dan Niehbuhr..
   3.    Aliran Historisme, Aliran ini menolak keyakinan bahwa sejarah adalah linier. Menurut mereka perkembangan sejarah sangat di tentukan oleh berbagai factor dalam kebudayaan manusia. Tokoh yang bergabung dalam aliran ini ialah Vico, Ranke, Collingwood.

C. Perkembangan Filsafat Sejarah
     Filsafat Sejarah pada Masa Pertengahan
            Perkembangan filsafat sejarah pada zaman pertengahan pada pokoknya menunjukkan sifat-sifat yang religius, segala kejadian diterangkan dalam cahaya kekal, segala-galanya diarahkan kepada tuhan sebagai pencipta,penyelamat dan hakim seluruh ummat manusia.
     Filsafat sejarah pada zaman Renaissance
       Pada zaman ini merupakan zaman pencerahan yang besar, Zaman pertengahan sama sekali diarahkan keatas dunia dengan tuhan sebagai penguasa kodrat manusia, Maka aliran yang baru mengutamakan dunia dan manusia.
Tetapi manusia diletakkan dalam pusat sejarah seluruhya dan mencoba menjelaskan seluruh sejarah, tidak cukup dan mesti gagal karena selama manusia belum mengerti diri sendiri, selama ia belum menjelaskan manusia itu siapa, selama soal tentang filsafat sejarah belum dipecahkan dengan jelas hal itu telah ditunjukkan oleh Mchiavelli, yang berpendapat bahwa seorang raja yang takut dan menggunakan kekuasaannya untuk mencapai tujuan yang penting, yang lain tidak penting, apakah perbuatannya adil atau tidak adil, apakah rugi atau untung bagi rakyat, hanya seorang yang kasar dan yang tidak mau hormat atau memberi perhatian terhadap orang lain, ialah ideal yang tinggi. Orang yang demikian sudah dipandang sebagai pencipta sejarah manusia, dan menurut Machiavelli, kebudayaan yang diciptakan manusia tidak berarti apa-apa hanya bernilai kalau dapat digunakan untuk mencapai ideal tersebut, gerakan pencerahan masih lebih banyak mengembangkan dan mengajukan proses sekuralisasi. Gerakan itu menerima pemikiran religius, tentang keselamatan manusia diganti oleh pikiran pada kemajuan dan humaniter.



C.     Manfaat Filsafat Sejarah
  Manfaat utama mempelajari filsafat sejarah adalah akan mempertajam kepekaan kritis seorang peneliti sejarah. Artinya, bahwa bagi seorang peneliti atau pengkaji sejarah (sejarawan) yang dibekali dengan pengetahuan filsafat sejarah akan menjadikan dirinya sebagai seorang “kritikus” yang handal.
Dengan dilatarbelakangi pengetahuan sejarah, maka seorang peneliti sejarah akan lebih mampu melakukan suatu kritik atau penilaian dan koreksi mengenai hasil pengkajian sejarah. Oleh sebab itu filsafat sejarah mutlak diperlukan agar dapat mengapresiasi pengkajian sejarah masa kini dengan lebih bermakna dan memuaskan. Kajian tentang sejarah akan lebih tuntas, menarik, dan bermakna bagi kehidupan manusia di hari ini dan esok jika unsur-unsur dasarnya bias ditemukan. Seorang peneliti sejarah yang mengetahui dan memahami filsafat sejarah akan mampu menemukan struktur dasar (hakekat) di dalam penjelasan (eksplanasi) sejarah. Karena itu setiap ahli sejarah yang dengan sungguh-sungguh menemkuni profesinya sebagai seorang sejarawan professional, bukan sejarawan amatiran, mau tidak mau menganut beberapa pendapat yang mengakar pada filsafat sejarah.


D.    Daftar Pustaka
Purwo Husodo, Filsafat Sejarah, (Yogyakarta: Interaksi Publisher,2010)
Zaprulkhan. Filsafat Umum: Sebuah Pendekatan Tematik. Jakarta: Rajawali Pers 2012.Abu Hanifah, Rintisan Filsafat, Jakarta, 1993
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah,(Yogyakarta: Bentang, 2005)



[1] Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah,(Yogyakarta: Bentang, 2005), hlm 18.
[2] Ibid., hlm. 25-27
[3] Purwo Husodo, Filsafat Sejarah, (Yogyakarta: Interaksi Publisher,2010), hlm. 32
[4] Zaprulkhan. Filsafat Umum: Sebuah Pendekatan Tematik. Jakarta: Rajawali Pers 2012.Abu Hanifah, Rintisan Filsafat, Jakarta, 1993,hlm.211

[5] Ibid., hlm. 19
[6] Kuntowijoyo, op.cit., hlm. 127

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEDIA BK SEKOLAH : MENEJEMEN BERBASIS PLANNING, ORGANIZING, ACTUATING, CONTROLLING, DAN EVALUATING

MENEJEMEN BERBASIS PLANNING, ORGANIZING, ACTUATING, CONTROLLING, DAN EVALUATING BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian pelayanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Guru Sekolah harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Suatu sistem layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta dan tercapai dengan baik apabila tidak memiliki sistem manajemen yang bermutu. Artinya, hal itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya dilakukan oleh tenaga professional serta didasari dengan program yang terencana dan terara...

Grand Design PELATIHAN KADER DASAR PMII SUNAN KUDUS

Grand Design PKD KOMISARIAT SUNAN KUDUS 1.       Landasan Epistemologis a.       Memperkuat Intelektualitas dan loyalitas anggota b.       Membentuk pemikiran kritis transformatif c.        Membentuk mentalitas kader yang tangguh dan survive d.       Menciptakan kader militan dan solidaritas 2.       Target Kualitatif a.       intelektualitas b.       Loyalitas c.        Kritis Tranformatif d.       Solidaritas e.       Militansi f.         Mentalitas yang tangguh dan survive 3.       Target Kontruksi Berfikir a.       Berfikir idealis b.       Be...