Langsung ke konten utama

ke- PMII-an latar belakang

Ke- PMII-an
A.    LATAR BELAKANG
Lahirnya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melalui musyawarah mahasiswa nahdlatul ulama’ di Surabaya pada tanggal 17 april 1960 (21 syawal 1397) sesungguhnya adalah puncak dari upaya yang pernah dilakukan sejak lama sebelum itu, untuk mambentuk wajah yang lebih besar sebagai tempat mahasiswa-mahasiswa NUmengaktualisasikan peramnnya. Perkembangan PMIIbegitu pesat diberbagai daerah di Indonesia sebagai underbow partai NU dikancah politik praktis.
Hingga organisasi ini menyatakan independen yang tidak terikat dalam sikap dan tindakannya kepada siapapun dan hanya komit dengan perjuangan organisasi dan cita-cita perjuangan nasional yang berlandaskan pancasila. Pernyataan ini dideklarasikan paada tanggal 14 juli 1972 dan dikenal dengan Deklarasi Munarjati yang merupakan manivestasi kesadaran PMII yamg meyakini sepenuhnya terhadap tuntutan keterbukaan sikap, kebebasan berfikir dan pembangunan kreatifitas yang dijiwai oleh nilai-nilai ajaran islam. Disini kami tidak akan mengulas secaara banyak tentang bagaimana indepenensi PMII terlepas dari ikatan secara structural, namun terkait dalam ikatan kultural dengan aswaja sebagai ideology maupun manhaj al-fikr. Denagn paradigma diatas maka terdapat persoalan-persoalan yang harus dapat kita gali didalamnya tentang distorsi ranah gerakan pengkaderan PMII itu sendiri, baik secara makna filosofis PMII, struktur PMII, dan proses pengkaderan PMII.

B.     PEMBAHASAN
Makna Filosofi PMII
      Dari makna “pergerakan” yang terkandung dalam PMII adalah dari hamba (yang senantiasa bergerak menuju idealnya) memberikan rahmat bagi alam sekitarnya.
      Dalm konteks individual, komunitas maupun organisatoris. Kiprah PMII harus senantiasa mencerminkan pergerakan menuju kondisi yang lebih baik sebagai perwujudan tangggungjawabnya memberi rahmat pada lingkungan.
      “Pergerakan” dalam hubungan dengan organisasi mahasiswa menurut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ke-tuhanan dan potensi kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada didalam kualitas kekholifahannya.
      Pengertian “mahasiswa yang terkandung dalam PMII”  adalah golongan generasi muda untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan dan potensi kemanusiaan agar gerak dinamika ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri.
      Identitas mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insane akademis, insane social, dan insan mandiri, dan identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, tanggung jawab intelektual, tanggungjawab social kemasyarakatan dan tanggungjawab individu baik sebagai hamba tuhan maupun sebagai warga bangsa dan Negara.
      Pengertian islam yang terkandung dalam PMII adalah agama sebagai agama yang di pahami dengan paradigma “ahlussunnah  Waljamaah” yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama islam secara profesional antara iman,islam dan ihsan yang di dalam pola pikir dan pola prilakunya tercermin sifat-sifat selektiv, akomodadis, dan integrative.
      Pengertian “indonesia” yang terkandung dalam PMII adalah masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang mempunyai Falsafah dan ideology bangsa (pancasila) serta UUD 1945 dengan kesadaran kesatuan dan ketuhanan bangsa dan Negara yang terbentabg dari sabang sampai merauke yang diikat dengan kesadaran wawasan nusantara.
      Serta totalitas PMII sebagai organisasi merupakan suatu gerakan yang tujuan melahirka kader-kader yang mempunyai integritas diri sebagai hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT dan atas ketawaqwaanya berkiprah mewujudkan  peran ketuhanan membangun masyarakat bangsa dan Negara Indonesia menuju suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam ampunan dari ridlo Allah SWT.
Ø  Atribut Gerakan PMII
Atribut gerakan PMII merupakan sebuah symbol yang memiliki kerahasiaan yang perlu di gali karma itu hal ini perlu kami ulas dan kami sampaikan kepada kader, agar nantinya kader mampu memahami Atribut gerakan PMII hanya sekedar Emboh ora weruh? Ini merupakan pertanyaan yang tidak mungkin kita tampik, baik secara sengaja atau tidak. Adapun atribut gerakan PMII, antara lain:
·                                                                     Lambang PMII
·         Lambang yang seperti digunakan pada bendera, jaket, bagde, vandal, logo PMII dan benda atau tempat-tempat dengan tujuan menggunakan identitas PMII.
·         Bendera PMII
·         Mars PMII
Ø  Pilihan gerakan PMII
Pergerakan Mahasiswa islam Indonesia (PMII) merupakan organisasi yang pengkaderanya bukan hnya sekedar organisasi massa seperti organisasi lainya .Meskipun PMII memiliki anggota atau kader yang sngat banyak tidak dapat di sebut sebagai ORMAS (organisasi Massa), karma ranah pijakan PMII ini tidak melangkah kesana. Ternyata PMII memiliki kemampuan yang lebih di banding dengan yang lain. Sama juga artinya ketika anda masuk dan mendaftar diri untuk menjadi kader atau anggota tentunya anda di hadapkan pada pilihan-pilihan yang berbeda, sudah di singgung bahwa PMII memiliki nilai lebih yang mungkin tidak di miliki organisasi lainya. Adapun nilai lebih yang di miliki, antara lain :
1.      Aswaja (Ahli Sunnah Waljamaah) sebagai manhaj al fiqr disamping sebagai pijakan berfikir, Aswaja merupakan tawaran atau pilihan yang sangat mengena di setiap kader, hal ini dikarenakan Aswaja merupakan ikatan Kultural Ideology NU bukan secara Struktural.
2.      NDP (nilai dasar pergerakan) menjadi sumber kekuatan ideal moral dari aktivitas pergerakan, pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dari kebebasan berfikir, berucap dan bertindak dalam aktifitas pergerakan. Adapun rumusan nilai nilai nya, antaralain; tauhid, hubungan manusia dengan allah, hubunan manusia dengan manusia, hubunganya dengan alam .


3.      Paradigma Kritis-Trnformatif
Paradigma dalam masyarakat PMII dapat di rumuskan sebagai titik pijak untuk menentukan cara pandang, menyusun sebuah teori, menyusun sebuah pertanyaan dan membuat suatu rumusan mengenai suatu masalah melihat realitas yang ada di masyarakat dan se3suai dangan tuntunan keadaan masyarakat PMII baik secara sosiologis, Politis dan Antropologis maka PMII memilih paradigma Kritis-Tranformatif sebagai pijakan gerakan organisasi dalam mewujudkan tranformasi sosil PMII bukan hanya berpijak pada paradigma kritis saja. Mengapa demikian? Karena paradigma kritis hanya mampu melakukan analisis tetapi tidak mampu melakukan organizing. Menjebatani dan melakukan perubahan social . karenanya, paradigma kritis yang di gunakan di PMII adalah kritik yang mampu mewujudkan perubahan sehinggga menjadi paradigma Kritis Transpormatif. Dalam hal ini paradigma Kritis-Transformatif dituntut untuk memiliki instrumen-instrumen gerak yang biasa di gunakan oleh msyarakat PMII.

Ø  Struktur PMII
Struktur PMII dari pusat atau wilayah sampai ruang terkecil, terdiri dari:
1.      PB (pengurus besar)
2.      Pengurus Koordinator Cabang
3.      Pengerus Komisariat
4.      pengurus Rayon
Ø  Proses pengkaderan PMII
Pendidikan /proses pengkaderan PMII, antara lain:
a)      MAPABA
b)      PKD (pelatihan kader dasar)
c)      PKL (pelatihan Kader  lanjutan )
Untuk ketiga ini merupakan jenjang yang harus di tempuh sebagai kader PMII karena ini nantinya berpengaruh pada structural pengurus PMII untuk dapat mencapai itu di perlukan pendidikan informal dan nonformal.

C.     PENUTUP
Salam pergerakan terkepal dan maju kemuka, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi sahabat-sahabat semua. Sehingga nantinya pasca MAPABA ini dapat memahami dan memang telah menjadi pilihan prioritas sahabat semua untuk masuk PMII. Selamt bergabung di petgerakan Mahasiswa islam Indonesia

Setitik embun di ujung daun
Memberi kesejukan tiada tara
Membaktikan diri pada ranah pergerakan
Mencipta manusia berilmu, beriman dan bertaqwa

Jadilah insan pergerakan sejati

ahmad mahmud alfarizy (kutipan mapaba 2013 catatan )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEDIA BK SEKOLAH : MENEJEMEN BERBASIS PLANNING, ORGANIZING, ACTUATING, CONTROLLING, DAN EVALUATING

MENEJEMEN BERBASIS PLANNING, ORGANIZING, ACTUATING, CONTROLLING, DAN EVALUATING BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian pelayanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Guru Sekolah harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Suatu sistem layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta dan tercapai dengan baik apabila tidak memiliki sistem manajemen yang bermutu. Artinya, hal itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya dilakukan oleh tenaga professional serta didasari dengan program yang terencana dan terara...

Grand Design PELATIHAN KADER DASAR PMII SUNAN KUDUS

Grand Design PKD KOMISARIAT SUNAN KUDUS 1.       Landasan Epistemologis a.       Memperkuat Intelektualitas dan loyalitas anggota b.       Membentuk pemikiran kritis transformatif c.        Membentuk mentalitas kader yang tangguh dan survive d.       Menciptakan kader militan dan solidaritas 2.       Target Kualitatif a.       intelektualitas b.       Loyalitas c.        Kritis Tranformatif d.       Solidaritas e.       Militansi f.         Mentalitas yang tangguh dan survive 3.       Target Kontruksi Berfikir a.       Berfikir idealis b.       Be...

FILSAFAT SEJARAH

FILSAFAT SEJARAH Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Filsafat Dosen Pengampu: Mas’udi, S.fiil.I.,M.A.                                    Disusun oleh: AHMAD MAHMUD ALFRAIZY NIM : 1340110025                                                                        SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN DAKWAH & KOMUNIKASI / BKI (A) TAHUN 2013/2014 A.   ...