PENELITIAN KLIEN
BIMBINGAN & KONSELING
SISWA MADRASAH
TSANAWIYAH
Oleh :
Disusun Guna Melengkapi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu Fatma Laili Khoirun Nida’, S.
Ag, M. SI
Disusun Oleh:
M.MACHMUD
JURUSAN DAKWAH & KOMUIKASI
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN
2013
IDENTITAS KLIEN
NAMA : FAUZAN
TTL :
JEPARA, 6 OKTOBER 1997
ALAMAT : RT 02/
RW 02 DESA TAHUNAN KEC. TAHUNAN KAB. JEPARA
UMUR : 15 TAHUN 8 BULAN
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
ANAK KE : 5 (LIMA) dari 5 bersaudara
NAMA AYAH : SURANI (alm)
NAMA IBU : SUBIYATI
PENDIDIKAN : KELAS IX MTsN Bawu Jepara
BERAT BADAN : 47 kg
TINGGI BADAN : 175 cm
HOBI : Main Game
A.
Pendahuluan
Menurut Tolbert,
bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga
pendidikan yang diarahkan pada membantu individu agar mereka dapat menyusun dan
melaksanakakn rencana serta melakukan penyesuaian diri dalam aspek kehidupannya
sehari-hari.
Konseling
merupakan salah satu teknik atau layanan di dalam bimbingan, hal ini
dikarenakan konseling dapat memberikan perubahan yang mendasar, yaitu mengubah
sikap. Sikap mendasari perbuatan, pemikiran, pandangan dan perasaan dan
lain-lain.
Jadi, Bimbingan
dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal,
dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan
belajar, dan perencanaan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Kegiatan
bimbingan dan konseling diarahkan kepada terpenuhinya tugas-tugas perkembangan
peserta didik dalam setiap tahap perkembangan mereka, dalam upaya mewujudkan
tugas-tugas perkembangan itu, kegiatan bimbingan dan konseling mendorong
peserta didik mengenal diri dan lingkungan, mengembangkan diri dan sikap
positif, mengembangkan arah karier dan masa depan. Kegiatan bimbingan dan
konseling meliputi bimbingan pribadi,
bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier.
Konseling sebagai
seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on
becoming), yaitu berkembang kearah kematangan dan kemandirian. Untuk
mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih
kurang memiliki pemahaman atau wawasan tantang dirinya atau lingkungannya, juga
pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.
B.
Hasil penelitian
dengan klien
Hasil wawancara
dengan klien yang bernama Fauzan yang berada di kelas IX MTs Negeri Bawu
Jepara, saya menemukan beberapa kasus yang dialami oleh klien.
1.
Klien pernah terlambat
masuk sekolah 5 menit, hukuman yang dia dapatkan hanya diberikan poin 25 dan
dinasehati supaya tidak terlambat lagi.
2.
Klien pernah tidak
mengerjakan PR (pekerjaan rumah), guru mapel secara langsung memberikan poin 25
dan menyuruh untuk mengerjakan di luar kelas.
3.
Klien pernah 1 kali tidak
masuk tanpa keterangan atau alpa, dan pada hari selanjutnya saat masuk klien
dipanggil ke kantor BK kemudian secara langsung ditangani oleh guru BK dan wali
kelas.
4.
Klien sering mendapatkan
pengarahan atau bimbingan dari wali kelas tentang laporan-laporan kasus per
individu atau per siswa.
5.
Pada saat pemberian rapot/
buku laporan hasil belajar siswa wali kelas selalu menginformasikan kepada
orang tua tentang keadaan anaknya di sekolah.
6.
Menjelang Ujian Nasional,
wali kelas lebih intensif memberikan pengarahan-pengarahan terutama kepada
siswa yang nilai tryoutnya rendah pada beberapa mata pelajaran, termasuk
klien yang nilainya rendah pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
7.
Wali kelas memberikan
semangat dan mencarikan solusi untuk siswa yang mengalami kesulitan menjelang
ujian nasional dengan mengadakan les tambahan atau pendampingan dalam belajar
kelompok.
8.
Sesuai dengan pengamatan di
buku pribadi, klien termasuk baik di sekolah karena total hanya 100 poin dari
pelanggaran yang dilakukan klien, yaitu terlambat 1 kali 25 poin, tidak
mengerjakan PR 1 kali 25 poin dan alpa 1 kali 50 poin.
C.
Penyebab
Permasalahan yang dialami Klien
Dari hasil
pengamatan dan wawancara dengan klien dan orang tuanya, terdapat beberapa sebab
terjadinya masalah yang dialami klien :
1.
Orang tua (bapak) klien
meninggal sejak dia masih berumur 5 tahun, akan tetapi masih mempunyai 4 kakak
dan ibu yang mengasuhnya.
2.
Orang tua atau kakak klien
kurang penuh dalam melakukan pengawasan terhadap klien, karena mempunyai
kesibukan sendiri-sendiri.
3.
Jarak antara rumah klien dan sekolah yang cukup
jauh dan klien menggunakan angkutan umum sebagai alat transportasi.
4.
Menurut orang tua klien,
pada saat mengalami kesulitan klien tidak langsung menanyakan kepada orang tua
atau kakaknya tetapi hanya dipikirkan sendiri.
D.
Layanan dan Kegiatan
Pendukung Bimbingan dan Konseling
Secara khusus dapat dikatakan bahwa materi supervisi
konseling sekolah mencakup :
A. Layanan dan orientasi pokok
1. Layanan orientasi
Layanan
orientasi yaitu layanan konseling yang yang diberikan saat siswa mengenal dunia
baru, hal ini bertujuan agar klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya
untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru
tersebut
2. Layanan informasi
Layanan informasi yaitu layanan konseling yang
memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk
kepentingan klien
3. Layanan bimbingan penempatan dan
penyaluran
Layanan
penempatan dan penyaluran yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien
memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan
masing-masing
4. Layanan konseling kelompok
Konseling
kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan
kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan,
konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan
5. Layanan konseling perorangan
Konseling
individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara
antara seorang konselor dan seorang klien. Klien mengalami kesulitan pribadi
yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor
sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan
ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada individu yang normal, yang
menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah pendidikan, pekerjaan dan sosial
dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri.
B. Kegiatan pendukung bimbingan
1.
Aplikasi
instrumentasi bimbingan
2.
Penyelenggaraan
himpunan data
3.
Konferensi
kasus
4.
Kunjungan rumah
5.
Alih tangan
kasus[1]
Sesuai dengan Layanan
dan Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, proses Bimbingan dan Konseling
yang diterima oleh klien yaitu layanan konseling perorangan sedangkan kegiatan
pendukungnya yaitu Aplikasi instrumentasi bimbingan.
Dengan demikian Bimbingan dan Konseling pada sekolah klien sudah berjalan
dengan baik.
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan
Konseling
Menurut Muro dan
Kottman (Setiawati & Chudari , 2007: 17) prinsip-prinsip yang terdapat
dalam program Bimbingan dan Konseling diantaranya :
1. Bimbingan dan Konseling di perlukan oleh
seluruh murid berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau
klien, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita,
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan
dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan
(kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan
(individual).
2. Bimbingan dan Konseling perkembangan
memfokuskan pada pembelajran murid berarti dalam hal ini dibutuhkan tenaga
profesional yang memang mengerti, missal ia akan membantu peserta didik jika
mengalami kesulitan-kesulitan. Karena selain anak bersekolah untuk belajar
tetapi juga untuk mengembangkan diri.
3. Konselor dan
guru merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan perkembangan. Yang
menjadi fokus utama dalm pendidikan adalah siswa bukan mata pelajaran. Baik
guru atau pun konselor harus bisa bekerja sama satu dengan yang lain,
mendengarkan curhatan anak, membantu anak-anak yang mengalami kesulitan belajar
dan yang lainnya. Walaupun terkadang masih banyak Sekolah Dasar yang tidak
mempunyai konselor khusus sehingga tugasnya diambil alih oleh guru.
4. Kurikulum
yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam bimbingan
perkembangan. Maksudnya adalah sebaiknya setiap program bimbingan memiliki
perencanaan yang jelas dan pengembangan kurikulumnya terorganisir dengan baik.
5. Program bimbingan
perkembangan peduli dengan penerimaan diri, pemahaman diri dan pengayaan diri
berarti kegiatan bimbinga dirancang agar peserta didik semakin paham akan
dirinya dan segala potensi yang ada dalam diri.
6. Bimbingan perkembangan sebagai tim-oriented-menuntut
pelayanan dari konselor professional. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung
jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah atau Madrasah
sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.
E.
Analisis
Dari hasil
wawancara dengan klien dapat dianalisis, peranan orang tua dalam membimbing
anak sangat penting, orang tua harus melakukan pengawasan secara penuh terhadap
anak. Sehingga apabila terjadi permasalahan atau kesulitan pada anak, orang tua
langsung tanggap dan mencarikan solusi.
Di sekolah, klien termasuk
sudah cukup dengan adanya bimbingan langsung dari guru BK, guru mapel maupun
wali kelas. Dengan sistem pemberian poin kepada siswa yang melanggar maka orang
tua, guru BK, guru mapel dan wali kelas dapat melakukan bimbigan dan konseling
secara langsung kepada siswa yang merasa kesulitan dan bermasalah.
[1] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal. 243-245
Komentar
Posting Komentar