Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Berislam Dan Tetap Indonesia

                           Berislam Dan Tetap Indonesia                  Pendahuluan Wacana pemikiran Islam di Indonesia secara garis besar merentang di antara dua kutub. Kutub  yang pertama cenderung memandang Islam lebih sebagai sebuah sistem kepercayaan dan pengetahuan yang berwatak budaya. Pandangan ini menjadikan Islam sangat fleksibel dan membuka peluang bagi upaya-upaya kreatif untuk memodifikasi bagian-bagian tertentu dari Islam agar selalu dapat beradaptasi dengan kekinisinian. Yang dipertahankan hanyalah apa yang dianggap substansi dari Islam. Sedangkan forma atau “luaran” Islam tidak penting dipertahankan pada situasi dan kondisi yang berbeda. Konsekuensinya, Islam sah-sah saja direnggangkan dari lansekap awalnya, yakni lingkungan sosial, budaya, dan pemikiran Arab yang ikut terlibat dalam pembentukannya. Maka muncullah ide mengenai Islam Indonesia atau Islam Jawa yang tidak harus sama dengan Islam yang dipraktekkan di belahan dunia lain khususnya Arab.

Mahasiswa antara Individu dan Masyarakat

Mahasiswa antara Individu dan Masyarakat Pendahuluan Jika mahasiswa ditanya akan dirinya, secara jelas dan sebagian besar dari mahasiswa akan mengatakan bahwa dirinya adalah insan yang memiliki kualifikasi keilmuan yang memadai, individu yang logis, ilmiah, terpelajar, merasa lebih tahu dari pada masyaraka kelas non ilmiah. Begitupun adanya, ketika mahasiswa ditanya tentang perannya terhadap dunia luas, atau masyarakat luas, secara teoritis ia juga akan menjawab bahwa telah banyak perubahan sosial yang dimotori dan dikawal oleh masyarakat. Kita ambil sebuah contoh dan misal yang tidak begitu jauh dari kehidupan kita. Rezim orde baru yang sarat dengan otoritas penguasa yang sangat kuat, terjungkal oleh gerakan reformasi yang menggelegar membahana dengan teriakan dan aksi yang digalang oleh mahasiswa. Permisalan tadi, memang tidak begitu salah, kalau bukan tidak juga terlalu benar. Semuanya wajar-wajar saja. Akan tetapi penting bagi kita untuk mengkonstruks

MAHASISWA BERKARAKTER NASIONALIS, ISLAMI DAN TRANSFORMATIF

“ MEMBUMIKAN GERAKAN MAHASISWA BERKARAKTER NASIONALIS, ISLAMI DAN TRANSFORMATIF ” Dunia mahasiswa a dalah dunia yang penuh disaluti dengan sifat romantis dan konflik. Di b alik tugas mahasiswa menelaah keilmuan, juga aktivitas di luar kampus, mahasiswa akan membuktikan tahap kematangan dan kedewasaan mahasiswa dalam wacana intelektual, nasib dan isu kemasyarakatan, politik, kesenian, kebudayaan, keagamaan, bermuamalat dan berekonomi ataupun mahasiswa lebih selesai dengan dunia remaja yang khayali pro negatif sementara menunggu dunia kiamat. Mahasiswa progresif adalah mahasiswa yang aktif, penggerak dan penerus panji-panji tenaga, ide aktiviti s kampus, dan prihatin terhadap persekitaran masyarakat dalam aspek politik, ekonomi dan sosial baik peringkat Nasional atau Internasional. Ujaran dari pada Dato Seri [dulunya saudara] Anwar Ibrahim yang dianggap idola gerakan pelajar diatas memberi satu gambaran betapa besar r e sikonya menjadi mahasiswa progresif  yang ‘radika

FILSAFAT SEJARAH

FILSAFAT SEJARAH Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Filsafat Dosen Pengampu: Mas’udi, S.fiil.I.,M.A.                                    Disusun oleh: AHMAD MAHMUD ALFRAIZY NIM : 1340110025                                                                        SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN DAKWAH & KOMUNIKASI / BKI (A) TAHUN 2013/2014 A.      Latar Belakang        Sejarah adalah sebuah rekontruksi masa lalu. Sejarah itu ibarat orang naik kereta menghadap ke belakang . Ia dapat melihat ke belakang, ke samping kanan dan kiri [1] . Dan dalam sejarah filsafat harus memunculkan persoalan pokok, kemana sejarah terjadi dan kemana tujuan sejarah. Maka mengenai filsafat sejarah harus spekulatif meneliti dasar-dasar yang paling fudamental. Dan harus berusaha suatu struktur dasar sejarah. Maka seorang filsuf sejarah harus bertindak sepekulatif bertindak daripada,